Sampai saat ini magnet Jokowi masih yang terkuat jadi Calon Presiden Republik Indonesia. Hal ini terlihat dari Hasil survei Center for Strategic
and International Studies (CSIS) menempatkan Gubernur DKI Jakarta Joko “Jokowi”
Widodo di peringkat pertama sebagai tokoh calon presiden (capres) alternatif.
“Pada dasarnya (hasil) ini bukan soal ‘fenomena Jokowi’ semata, melainkan bahwa
masyarakat Indonesia benar-benar mengharapkan calon pemimpin alternatif, yaitu
Jokowi atau calon alternatif lain,” kata peneliti CSIS Philip Jurius Vermonte
di Jakarta, Minggu
Sejumlah nama tokoh capres yang disebutkan oleh 1.635
responden antara lain Jokowi (28,6 persen)PRABOWO SUBIANTO(15,6 persen), ABURIZAL
BAKRIE (7 persen), MEGAWATI (5,4 persen) dan JUSUF KALLA (3,7
persen). Sementara itu, pengamat politik sekaligus peneliti senior CSIS J Kristiadi
mengatakan kemunculan Jokowi bertepatan dengan momentum pencarian tokoh capres
alternatif, terlepas dari opini bahwa mantan wali kota Solo itu baru menjabat
sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Lebih dari separuh
responden (53,9 persen) menyatakan setuju jika Jokowi maju sebagai kandidat
capres meskipun masih menjabat sebagai Gubernur. “Kesulitan Jokowi untuk mendapatkan
dukungan partai masih dipersoalkan, tetapi kalau tingkat elektabilitasnya
mencapai 50 persen pasti dia akan diperebutkan oleh partai-partai,” kata
Kristiadi. Namun demikian, Kristiadi berharap nama-nama tokoh alternatif lain
juga dapat muncul sebagai capres, sehingga Jokowi tidak selalu disandingkan
dengan tokoh-tokoh lama seperti dalam hasil survei itu.
“Salah satu hal yang
bisa menjadikan Pemilu 2014 menjadi titik terang dan memberikan harapan adalah
dengan mengeksploitasi nama-nama selain yang sudah pernah muncul,” katanya.
Oleh karena itu, politik pemberitaan mengenai tokoh capres alternatif menjadi
penting karena masyarakat dapat diberikan beberapa pilihan baru sebagai capres.
Hasil survei yang dilakukan 9-16 April itu menunjukkan nama Jokowi menjadi
tokoh alternatif yang langsung muncul di benak para responden (top of mind)
tanpa disodori daftar pilihan nama tokoh. Temuan tersebut diperoleh dari
wawancara terhadap responden di 31 provinsi di Tanah Air, yang dilakukan secara
acak bertingkat, mulai dari tingkat kelurahan, RT hingga kepala keluarga.
No comments:
Post a Comment